J a r i n g

 Sumbawa Ekspres

Jl. Nuri No. 42 Kel. Brang Bara Sumbawa Besar - NTB

Telp./Fax.  (0371) 22145 E_Mail: sumeks@wasantara.net.id

Jernih - Objektif - Independen

Opini

Nasional

Mataram

Sumbawa

Bima

Peristiwa

Ekonomi

Olahraga

Hiburan

 

Kenaikan TDL Beratkan Perekonomian Rakyat 

 

Mataram (11/6), Jaring SE. 

Pengamat masalah sosial di Nusa Tenggara Barat (NTB), L Satrawan Sahak, mengatakan, rencana pemerintah menaikkan harga BBM, tarif dasar listrik (TDL) dan harga pulsa telepon akan semakin memberatkan perekonomian rakyat. 

"Pencabutan subsidi listrik terutama bagi masyarakat kecil akan mengakibatkan beban mereka semakin berat," katanya ketika menyampaikan makalah pada seminar Nasional Kelistrikan di Mataram, Sabtu (9/6) lalu. 

Dalam makalah bertajuk "Pengaruh Pencabutan Subsidi dan Kenaikan Tarif Dasar Listrik bagi Masyarakat", Satriawan mengatakan, beban yang dirasakan masyarakat tersebut terasa semakin berat sehubungan akan dinaikkannya harga BBM yang akan diberlakukan dalam waktu dekat. 

Dikatakannya, tentunya kenaikan BBM tersebut juga akan berpengaruh terhadap kinerja PLN, karena selama ini BUMN tersebut membeli solar dengan harga subsidi, kemudian setelah harga naik diperhitungkan dengan tarif BBM untuk industri. 

"Kenaikan harga BBM tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap kanaikan tarif listrik yang pada gilirannya akan memberatkan masyarakat, kondisi ini akan diperparah lagi dengan adanya pencabutan subsidi," katanya. 

Menurut dia, kenaikan TDL akan membawa beberapa implikasi bagi masyarakat, dalam kondisi sekarang ini PLN terpaksa menaikkan harga produksi yang tentunya berdampak terhadap kenaikan harga, ini menjadi beban konsumen. 

Satriawan mengatakan, apabila terjadi kenaikan harga, sementara daya beli masyarakat menurun karena penghasilan mereka tidak ada peningkatan, maka produsen akan menurunkan produksinya, ini kemungkinan bisa mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Sebaliknya apabila harga listrik tetap seperti sekarang ini, maka PLN akan menghadapi dilema, karena kebutuhan masyarakat terhadap tenaga listrik semakin besar, sementara kemampuan PLN untuk menaikkan produksi kian menurun. 

Selama ini, katanya, PLN terus menderita kerugian mengingat harga jual listrik relatif rendah, ini memberatkan kondisi keuangan PLN. 

Defisit miliaran rupiah yang di alami PLN juga disebabkan dominannya pelanggan rumah tangga yang harus disubsidi. 

Pertumbuhan perekonomian dan industri pariwisata di NTB sangat membutuhkan jaminan pasokan energi listrik dari PLN. 

Pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik di NTB cukup tinggi, rata-rata 14,08 persen per tahun. 

Karena itu, kata Satriawan, dalam upaya memenuhi pertumbuhan kebutuhan konsumen akan energi listrik yang cukup besar di masa mendatang diperlukan anggaran untuk investasi pembangkit dan jaringan listrik. Ini memerlukan dukungan dari masyarakat khususnya pelanggan dan pemerintah daerah dalam bentuk kesediaan untuk berinvestasi. 

Dengan demikian peran masyarakat dan swasta diperlukan dalam upaya mengembangkan bisnis kelistrikan di NTB.(ant)

Kru JSE

Mimbar Jumat

Iklan

By: Rusly © 2001 Jaring Sumbawa Ekspres. Segala isi dan elemen dari website ini dilindungi oleh undang undang. Dilarang memperbanyak dan/atau menjual isi dari website ini tanpa sepengetahuan pemegang hak cipta.