J a r i n g

 Sumbawa Ekspres

Jl. Nuri No. 42 Kel. Brang Bara Sumbawa Besar - NTB

Telp./Fax.  (0371) 22145 E_Mail: sumeks@wasantara.net.id

Jernih - Objektif - Independen

Opini

Nasional

Mataram

Sumbawa

Bima

Peristiwa

Ekonomi

Olahraga

Hiburan

 

AS Hikam: Kalau Mau Maju NTB Harus Terima Orang Luar 

 

Mataram (11/6), Jaring SE. 

Menristek AS Hikam menegaskan, kalau pemerintah propinsi Nusa Tennggara Barat (NTB) mau maju, tidak tertinggal dari daerah lain, maka harus mau dan bisa menerima tenaga profesional dari luar. 

"Potensi alam dan SDM yang tersedia di daerah ini memiliki prospek baik untuk dikembangkan, asalkan tidak menutup diri, membatasi tenaga profesional yang bisa membantu mengembangkan potensi yang ada itu," katanya di hadapan peserta seminar Masalah Hukum atas Kekayaan Intelektual, di Mataram, Sabtu (9/6) lalu. 

Menurut dia, profesionalisme jangan dikorbankan hanya karena identitas primordial. Kalau dalam era otonomi daerah yang diberikan pemerintah pusat tersebut senantiasa menonjol-nonjolkan identittas primordial itu, maka NTB akan selalu tertinggal dari daerah lain. 

IPM masyarakat NTB yang hingga kini berada pada level 23 sulit diharapkan meningkat, kalau tenaga profesional yang digunaan di daerah ini didasarkan asal-usul seseorang. 

Dikatakan, gejala menonjolkan identitas primordial tersebut tidak hanya terjadi di NTB, tetapi hampir menyebar di seluruh wilayah Indonesia, seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah. 

"Gejala demikian itu tidak mendorong ke arah suatu kemajuan yang dicita-citakan. Karena akan ada perbedaan yang menyolok atas SDM suatu daerah dengan daerah lainnya. Bukan itu yang diinginkan," katanya. 

Lebih lanjut dikatakan, menurunnya mutu pendidikan nasional Indonesia tidak terlepas dari adanya praktek seperti itu, dimana terjadi pengelompokan alumni dari masing-masing lulusan perguruan tinggi tertentu. 

Kalau pengelompokan itu ditujukan untuk meningkatkan kualitas almamater perguruan tinggi Indonesia, tentunya tidak ada masalah, namun karena motivasinya lain, menyebabkan pengelompokan itu menjadi suatu "geng" atau bahkan menjurus menjadi mafia. 

Mengacu sistem perguruan tinggi di luar negeri, alumni dari perguruan tinggi itu tidak diijinkan mengajar di tempat asalnya, kecuali memiliki kepintaran yang luar biasa. 

Para alumnus itu diwajibkan mengajar di perguruan lain guna mendapatkan pengalaman di luar kampus tempat dia menimba ilmu, sehingga ilmu yang didapat selama belajar itu menjadi berkembang. 

Pola seperti itu yang harusnya dikembangkan di masing-masing daerah, sehingga dalam Otonomi Daerah masyarakat di daerah itu tidak terjebak yang akhirnya tidak mengalami kemajuan apa-apa. 

"BPPT ingin mengajak segenap pemerintah daerah di Indonesia dalam perekrutan tenaga profesional itu tidak mengedepankan identitas primordial. Mungkin untuk jabatan politis hal tersebut bisa diterapkan," katanya.(ant)

Kru JSE

Mimbar Jumat

Iklan

By: Rusly © 2001 Jaring Sumbawa Ekspres. Segala isi dan elemen dari website ini dilindungi oleh undang undang. Dilarang memperbanyak dan/atau menjual isi dari website ini tanpa sepengetahuan pemegang hak cipta.